Subscribe ke YouTube channel kami
Kategori » Firman » Iman di Tengah Penderitaan
Iman tidak selalu berarti hidup tanpa air mata. Kadang, justru dalam kegelapan terdalam, iman itu diuji untuk dimurnikan. Di jalan lembah kekelaman, kita berseru—dan mendengar keheningan sebagai jawab. Seperti pemazmur yang berseru, "Air mataku menjadi makananku siang dan malam." Kita pun bertanya, "Di manakah Allahku?" Namun, dalam diam-Nya, Tuhan bukan sedang absen. Dalam lambatnya jawaban, bukan berarti Dia lupa. Kita dipanggil bukan untuk mengerti segalanya sekarang, tetapi untuk tetap berharap. Harapan bukanlah rasa optimis yang kosong, melainkan kepercayaan pada karakter Allah yang setia. Jika Ia telah menuntun kita di masa lalu, mengapa Ia akan meninggalkan kita di masa kini?
Bagikan video ini via Facebook, Twitter, Email atau WhatsApp