In The Presence of God

Masukkan kata kunci

Tie A Yellow Ribbon

Komentar

Subscribe ke YouTube channel kami

Kategori » Pengampunan » Tie A Yellow Ribbon

Kisah ini bersumber dari New York post, yang merupakan kisah nyata, tentang seorang pria dari kota kecil di White Oak, Georgia, Amerika Serikat.

Diceritakan... Pria yang walaupun telah memiliki anak dan istri yang sangat baik hati dan mengasihinya, namun seringkali diperlakukan dengan kasar, karena dia terikat dengan alkohol, judi dan kehidupan malam yang sangat buruk.

Suatu hari ia memutuskan untuk pergi kekota besar yang didalam benaknya, pastilah sangat menjanjikan kesuksesan.

Segera setelah dia berhasil mencuri uang tabungan istrinya, pergilah dia bersama dengan teman temannya ke New York untuk memulai kehidupan barunya.

Awalnya sepertinya dia berhasil memulai usahanya disana, namun kemudian... kehidupan lamanya kembali kambuh dan menyeret dia pada tindakan kriminal, sampai akhirnya dia ditangkap dan dipenjarakan.

Setelah menjalani beberapa tahun hukuman di penjara, tiba saatnya dia akan dibebaskan.
Ia begitu gembira dan hal ini membuat hatinya menjadi sangat rindu untuk kembali kepada istri dan anaknya yang telah ia sia-siakan selama ini.

Namun ia takut. Apakah keluarganya masih mau menerimanya ? Mengingat betapa buruk kelakuannya kepada meteka, selama ini.

Ia berusaha mengubur keinginannya itu, sampai suatu hari, karena rindu yg begitu kuat, ia mencoba menulia surat kepada istrinya.

Dalam suratnya ia mengakui dan menyesali semua kesalahannya kemudian dia mengungkapkan keinginannya untuk kembali.

Tulisnya; Sayang... Jika masih ada maaf bagiku, engkau tidak perlu menungguku, tapi cukup ikatkan sehelai pita kuning diranting satu satunya pohon Oak dipusat kota yang sering kali kita kunjungi waktu itu.

Pada hari pembebasanku dari penjara, aku akan lewat kesana dan jika aku melihat pita kuning itu... cukup bagiku, karena bwrarti engkau mau memaafkan dan menerimaku kembali. 

Love:
Orang yang telah menyakitimu.

Ia menandatangani surat itu dan sebelum ia memutupnya, ia sempat menciumnya, sehingga ada beberapa tulisannya yang luntur, karena terkena air matanya.

Menjelang hari pembebasannya pria ini begitu gelisah, karena tidak ada khabar dan balasan surat dari istrinya. Ia bertanya dalam hatinya, apakah istrinya masih mau dan sudi untuk mengampuninya ?

Dihari pembebasannya... sesusuai dengan skenario ia menaiki bis menuju tempat yang disebutkan disuratnya dengan harap harap cemas, yang membuatnya tidak dapat duduk dengan tenang.

Sikapnya ini menarik perhatian penumpang disebelahnya dan akhirnya dia mau menceritakan keadaannga.

Sehingga semua penumpang di bis, menaruh simpati kepada pria ini lalu minta ke sopir bis untuk melambatkan kendaraannya pada waktu akan melewati tempat itu...

Setelah pohon Oak yang dimakaud terlihat dimuka, hampir semua penumpang bis ribut dan berteriak, kalau mereka melihat begitu banyaknya pita kuning yang ada diranting rantingnya.

Pria ini mengangkat kepalanya dan mencoba juga melihatnya, karena sebelum itu... ia selalu memunduk dan tidak berani menatap kearah pohon Oak itu.

Segera sopir bis menghentikan kendaraannya dan pria ini turun melihat istri dan anaknya telah menunggu ditemani dengan semua saudara istrinya.

Anaknya segera berlari dan memeluknya diikuti istri dan diaertai dengan tepuk tangan semua orang yang ada disana.

Salah satu penumpang bis ternyata adalah seorang wartawan New York Post yang segera mengabadikan peristiwa ini dan memuatnya dikoran. 

Segera berita ini menjadi tranding topic, sehingga menginspirasi Irwin Levine dan Russell Brown menulis lagu berjudul: “Tie a Yellow ribbon around the ole Oak tree”

Lagu ini menjadi sangat populer pada waktu itu dan sempat menempati anak tangga teratas selama 7 minggu berturut turut pada tahun 1973 yang lalu.

Kisah ini mengingatkan kita pada cerita Tuhan Yesus tentang “Anak yang hilang” yang tertulis dalam Lukas 15:11-32.

Diceritakan... Betapa besar kasih bapa yang sangat rindu anaknya untuk kembali, walaupun anaknya telah pergi dan menghabiskan harta yang menjadi bagiannya.

Saudara... Mari kita datang menghampiri-Nya... tidak peduli sekotor apapun hidup kita, 
Jangan takut... Karena selalu ada pengampunan bagi setiap orang yang datang dan mau mengakui kesalahannya serta betobat. Amin !

Bagikan video ini via Facebook, Twitter, Email atau WhatsApp



Tonton juga video lainnya