In The Presence of God

Masukkan kata kunci

Pelaku Firman

Komentar

Subscribe ke YouTube channel kami

Kategori » Kesaksian » Pelaku Firman

Kisah ini berdasarkan Kehidupan nyata, seperti yang diceritakan sahabat saya, katakanlah “Anton” namanya.

Sejak Pandemi Covid-19, Anton dan istri mulai usaha jualan Mie Ayam, berdasarkan resep warisan dari orang tua Anton.

Suatu hari, setelah berbelanja kebutuhan dagangan dipagi harinya yang sangat banyak, sore itu Anton melihat istrinya mengambil buku dan mencoba menghitung keuntungan jualan mereka selama ini.

Melihat hal itu, segera Anton mencegahnya dan berkata : 
Jangan hitung keuntungannya.

Istrinya bingung, lalu bertanya: Bagaimana mungkin kalau kita berdagang, tapi tidak tahu berapa besar untungnya ?

Jawab Anton : Sudahlah..., tidak usah di-hitung hitung berapa keuntungnya, nanti kamu akan pusing dan kuatir karenanya.

Mari... kita mengucap syukur saja, berapapun berkat yang Tuhan berikan kepada kita, kata Anton kepada istrinya.

Istri Anton kembali protes, bagaimana mungkin bisa menghitung persepuluhan, 
kalau kita tidak tahu berapa ?keuntungannya ?

Jawab Anton lagi : Berikan saja berapa yang Tuhan gerakan dihati kita, jangan hitung hitungan berkat dengan Tuhan.
Bukankah terlebih berkat kita 
memberi dari pada menerima ?

Istri Anton setuju, sekaligus membenarkan perkataan suaminya. 

Walau sejak mulai berjualan, mrk tidak pernah menghitung berapa besar keuntungannya, anehnya, mereka tidak pernah kekurangan membayar semua kebutuhan bulanan mereka kata Anton kepadaku.

Kalau dihitung secara matematik, saya yakin pasti tidak akan cukup...
Apalagi setiap Go Send yang mereka gunakan untuk mengantar pesanan, selalu mrk lebihkan pembayarannya.
Kasihan... begitu alasannya.

Belum kalau dihitung biaya pengeluaran extra, karena mrk sering memberikan mie gratis. Yah... sesuai gerakan hati saja kata Anton.

“ANEH TAPI NYATA”,
inilah yang Anton alami; 
Banyak pelanggannya yang membayar lebih dari yang seharusnya dibayar, karena puas dengan rasa mie dan pelayanan yang diberikan.

Anton meneruskan ceritanya...

Minggu lalu ada pelanggan pesan dan mrk lupa mencatat, waktu siang hari..., ketika pelanggannya bertanya, mereka menjadi sangat terkejut... ????

Untung... ada kelebihan 2 porsi, sehingga mereka segera datang, Mohon Maaf atas kekhilafannya dan memberikan 2 porsi mie  gratis sebagai Complimentnya.

Sabtu berikutnya pelanggan ini pesan 4 porsi dan mengajak 2 org kawannya yang ikut juga memesan mie ayam.

Pelanggannya berkata: mie nya enakk sekali... apalagi ditambah dengan servisnya yang sangat luuuuaaar biasa..., sambil mengacungkan jempolnya.????

Puji Tuhan... pesanan mie setiap harinya semakin banyak, sejalan dengan makin dikenal dan bbrp darinya menjadi “re-seller” mie ayam Anton, sehingga menambah omzet penjualannya.

Waktu sy mendengar kesaksiannya, saya katakan:
Lakukan terus pak... kataku; Karena bapak telah mengusik Malaikat di Sorga melalui semua perbuatan bapak..., saya yakin, pintu pintu berkat akan terbuka dan berkat melimpah akan dicurahkan, serta berkat akan mengejar bapak, kataku menguatkannya.

Dia tersenyum dan berkata; Amin ! sambil mengangkat wajahnya keatas dan menekapkan kedua tangannya didada, tanda menyembah.

Kembali saya kagum dengan sikapnya, karena mengingatkan saya akan Firman Tuhan di Kolose 3:23,
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

Masih banyak pelajaran dari sahabatku Anton, yang bisa saya ceritakan, yang didalam kesederhanaanya telah menjadi PELAKU FIRMAN didalam kehidupannya sehari-hari. 
Seperti tertulis di Yakobus 1:22,
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. 

Amin!

Bagikan video ini via Facebook, Twitter, Email atau WhatsApp



Tonton juga video lainnya