In The Presence of God

Masukkan kata kunci

Allah Peduli

Komentar

Subscribe ke YouTube channel kami

Kategori » Pemeliharaan » Allah Peduli

Cerita Ini berdasarkan kisah nyata, mengenai masa kecil Ingram Shia, seorang rektor Sekolah Tinggi Theology di Taipeh.

Diusia 13 tahun, Ingram telah ditinggal ayahnya, yang adalah seorang pendeta, pada masa hidupnya.

Selang 3 tahun, setelah kematian ayahnya, ibunya juga dipanggil Tuhan, saat itu usia Ingram baru 16 tahun.

Tinggalah Ingram shia, bersama dengan ketiga adiknya yang masih kecil-kecil.

Pada hari-hari pertama setelah kematian ibunya, banyak anggota gereja mengirimkan makanan kepada mereka.

Namun, beberapa lama kemudian, persediaan makanan mereka mulai menipis, sementara waktu itu, Ingram masih belum mendapatkan pekerjaan.

Pada malam hari, adik bungsu Ingram yang masih sangat kecil, sering menangis karena lapar.

Ingram hanya mampu mengenyangkan adiknya dengan segelas air kemudian membujuknya, agar segera tidur kembali.

Namun pada suatu malam, adik bungsunya tersebut, tetap saja menangis karena lapar. Walaupun Ingram sudah berusaha untuk membujuknya agar diam dan tidur kembali.
Ingram bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya ?

Tiba-tiba seorang adiknya berkata, ”Kakak berdoalah untuk dia,” Ingram kembali bingung, karena pada waktu itu, ia tidak tahu harus berdoa apa ?

Untunglah adiknya yang lain mengusulkan; “Doa Bapa Kami saja, kak.. mMendengar itu,Ingram setuju, karena hanya doa itu, yang biasa mereka doakan.

Mulailah Ingram berdoa bersama dengan kedua adiknya,
tetapi..... ketika sampai pada kalimat; ... berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya, ...” keempat anak itu tiba tiba menangis, meraung-raung sampai akhirnya mereka tertidur dalam isak tangis.

Keesokan paginya, Ingram di kejutkan oleh bunyi ketukan pintu.

Dengan cepat segera dia membukakan pintu itu, Ternyata, pendeta mereka yang datang, sambil membawa sebuah karung dan berkata : “Tadi malam, kami mendapat ubi, Ini kami bawakan untuk kalian, selain itu ada kabar baik untuk kamu Ingram, ada lowongan pekerjaan yang dibuka.”

Segera setelah pendeta itu pulang, keempat anak itu, sibuk membuat api, untuk merebus ubi dan Ingram pun akhirnya mulai bekerja.

Seminggu selang dia bekerja, Ingram mendapat pembayaran upah mingguannya yang pertama.

Ketika Inggram menerimanya, ia baru menyadari, kalau uang gajinya itu, diterimanya pada hari yang sungguh tepat, karena pada hari itu, ubi yang terakhir dikarung sudah habis.

Mengenang kisah itu Ingram berkata : “Saya tidak tahu harus berkata apa dalam doa kami pada malam hari itu, walaupun demikian, TUHAN memberi apa yang kami perlukan tepat pada waktu-Nya.

Saudara, Allah tidak tergantung pada kata-kata yang kita ucapkan, karena jawaban doa tidaklah selalu tergantung pada, betapa bagusnya susunan kata-kata kita.

Saat sy merenung kebaikan Tuhan dalam cerita diatas, tiba tiba lirik lagu ini begitu menguatkan iman saya....

Dia mengerti,
Dia peduli,
Persoalan yang sedang terjadi,

Dia mengerti,
Dia peduli,
Persoalan yang kita alami,

Namun satu yang Dia minta ;
Agar kita percaya,
Sampai mujizat menjadi nyata.

Saudara...., apapun masalah yg kita hadapi, Tuhan tahu masalah kita, bahkan Dia sudah tahu apa yang akan kita katakan, walaupun belum sampai kita ucapkan. Amin !

Tuhan Yesus memberkati.

Bagikan video ini via Facebook, Twitter, Email atau WhatsApp



Tonton juga video lainnya